Usek-usek Kresek

Tipis, brisik ngeselin, dimana-mana ada, buahayanya luar biasa, semua mengenalnya, dan masih susah deh kita buat bisa lepas darinya.
Apa tuh??? Iyapz, kantong plastik, alias kantong kresek, alias tas kresek.

Ya kan, berapa sering coba aku, kamu, dia, mereka memakai kantong kresek?
Pun, berapa banyak intensitas pemakaian dari 1 kantong kresek saja, terkait penggunaannya sebagai pembungkus?
2 kali, 3 kali, berkali-kali, atau bahkan sekali pakai lalu buang?
Kantong kresek bekas bungkus gorengan, misalnya. 

Konon, diperkirakan 500 juta hingga satu miliar kantong kresek digunakan di dunia tiap tahunnya.
Mmm… kata berita si klo kantong-kantong kresek itu dibentang-bentangin gitu bisa buat ngebungkus sesuatu sebesar 10 kali bumi ini.
Sebanyak itu gaesss… padahal umumnya menjadi sampahlah nasib kantong-kantong kresek itu selanjutnya.

Daur ulang, iya, bisa saja si.
Kan, kantong kresek kebanyakan memang produk daur ulang, selain dari bahan-bahan plastik lain, rata-rata dari kantong-kantong kresek didaur ulang menjadi kantong-kantong kresek lagi.
Namun saat pemrosesan, bahan-bahan yang didaur ulang itu ga ketahuan kejelasan asalnya.
Ga menutup kemungkinan yang didaur ulang itu merupakan bahan-bahan bekas wadah pestisida limbah rumah sakit, limbah logam berat, limbah manusia dll, yang bisa sangat membahayakan kesehatan.
Nah loh…

Eh, tapi penggunaan kantong-kantong kresek, khususnya di tempat perbelanjaan, di beberapa negara sudah dibatasi, bahkan dilarang.
Amerika, Australia, Filipina, Hongkong, Taiwan, Irlandia, Skotlandia, Prancis, Swedia, Finlandia, Denmark, Jerman, Swiss, Tanzania, Afrika Selatan, Singapura, Cina, bahkan Bangladesh, merupakan beberapa negara yang sudah meninggalkan penggunaan kantong-kantong kresek, dan menggantinya dengan pembungkus kertas, or keranjang, or kantong belanjaan non plastik lainnya.

Iya, kantong-kantong kresek itu dibatasi, ditinggalkan, dan dilarang.
Hal ini karna sisi negatif plastik (sebagai bahan dasar kantong kresek) terhadap lingkungan, apalagi terhadap makanan.

Plastik susah terbiodegradasi dalam tanah karena plastik mengandung polivinil klorida (PVC), bahan ini mempunyai sifat susah terurai dan bertoxic.
Penguraian sempurna plastik membutuhkan waktu sampai 1000 tahun.
Akibatnya, plastik seringkali jadi sumber masalah.
Menyumbat saluran air, tanggul, hingga bikin banjir, bahkan ngerusak turbin waduk.

Pun, saat terurai, partikel-partikel plastik akan mencemari tanah dan air tanah.
Lalu jika dibakar, jika proses pembakarannya tidak sempurna, plastik akan mengurai di udara sebagai dioksin.
Senyawa ini sangat berbahaya klo terhirup manusia, bisa memicu penyakit kanker, hepatitis, pembengkakan hati, gangguan sistem saraf, dan bikin depresi.

Pewarna hitam pada kantong kresek, klo terkenas panas bisa terdegrasi dan mengeluarkan zat yang jadi salah satu pemicu kanker.
So, dianjurkan untuk ga naruh gorengan atau makanan panas lainnya langsung di kantong kresek.

Kekiniannya, bermunculan si, plastik jenis polylaktida (plastik untuk kantong-kantong kresek biodegradable, berbahan dasar selulosa), dengan logo ramah lingkungan.
Kantong kresek ramah lingkungan ini diantaranya terbuat dari tajin jagung atau singkong.
Kantong-kantong kresek generasi “go green” ini kabarnya dapat cepat terurai, dalam jangka waktu 2 tahun bisa hancur dengan sendirinya.

Tapi kantong kresek berlogo ramah lingkungan itu gimana yaaa… mmm…
Suatu ketika, pernah beli beberapa barang plus air mineral botol besar di sebuah minimarket, mba’ kasir kasi bungkus kantong kresek berlogo ramah lingkungan.
Pas baru beberapa langkah, eh, tau-tau tu kresek jebol.
Percaya ga percaya, si mba’ kasir mengganti kantong kreseknya sampai 4 kali, gara-gara sekian langkah jebol, sekian langkah jebol, gitu.

Kantong kresek ramah lingkungan ini juga masih kontroversial, masih banyak pro dan kontra dalam penggunaan, pun kebenaran tentang keramahannya pada lingkungan.
Alih-alih mempercepat proses penguraiannya di alam, terjadi juga memendeknya usia fungsi kantong-kantong kresek karna rentan rapuh, dan penggunaan yang butuh dobel-dobel biar kuat dalam membungkus, pada akhirnya memperbanyak jumlah sampah kantong-kantong kresek. 

So far, gerakan keren buat mengurangi/menolak pemakaian kantong-kantong kresek, salah satunya adalah gerakan BYOB (bring your own bag).
Gerakan ini mengajak masyarakat untuk membawa sendiri kantong belanjaan dari rumah.

Gerakan ini sudah populer di negara-negara yang sudah berhasil meninggalkan kantong-kantong kresek sebagai bungkus belanjaan.
Gerakan ini juga bisa kali menginspirasi kita buat starting poin dalam usaha ikut mengurangi pemakaian kantong-kantong kresek.

Belum bisa stop 100% dari kantong-kantong kresek, gpp, paling ga, meminimalisir penggunaannya.
Ga harus nunggu hal-hal besar dulu, kan, buat berperan untuk pemeliharaan bumi.
Sebisa yang dibisa dulu juga gpp.
Berbuat hal-hal kecil yang dimulai dari diri sendiri, itu lebih oke daripada sekedar ongkang-ongkang kaki ga berbuat apa-apa.
Tote bag – tote bag keren, mungkin bisa jadi salah satu alternatif keren buat gerakan yang juga keren.
Yuks ah…

——————————————————————————– 

nokantongkresek.blogspot.co.id
bbc.com/indonesia/blogs/2013/09/130920_blog_tas_plastik
hijauku.com/2012/02/06/plastik-kurangi-atau-tinggalkan-mulai-sekarang/
dw.com/id/masalah-sampah-plastik/g-17164855
suaramerdeka.com/v1/index.php/read/news/2014/06/05/204730/Sampah-Plastik- Butuh-20-Tahun-untuk-Terurai
tipshijau.blogspot.co.id/2007/12/tahukah-kalianberapa-lama-benda-benda.html
republika.co.id/berita/nasional/jabodetabek-nasional/14/02/19/n18kx4- kantong-ramah-lingkungan-dari-singkong-terus-dipasarkan

Leave a comment